WELCOME TO MY GALLERY

DOWNLOAD KUMPULAN SOFTWARE EDUKASI UNTUK ANAK (Gratis)


KUMPULAN SOFTWARE EDUKASI UNTUK ANAKDownload berbagai aplikasi dan game pembelajaran untuk anak gratis ini, untuk meningkatkan kreatifitas dan kecerdasan anak sejak dini. berbagai aplikasi dan game ini berasal dari berbagai sumber yang merupakan hasil surfing di internet semoga bermanfaat.


Pengenalan
Download | Mengenal huruf dan belajar Alphabet
Download | Mengenal Angka
Download | Mengenal Suara Binatang
Download | Mengenal Suara Alat Transportasi
Download | Mengenal Warna
Belajar Berhitung
Download | Sebran – belajar penambahan, pengurangan, perkalian, cari gambar, huruf dll
Download | Berhitung keren divinekids
Belajar Bhs Inggris
Download | MyABC – Aplikasi untuk pembelajaran huruf dan angka dalam bahasa Inggris
Belajar Tentang Jawa
Download | Software Interaktif Gamelan (Gamelan Mechanique)
Download | Game Wayang
Download | Kamus Tembung Jawa Ngoko-Krama Madya-Krama Inggil v.1
Download | Kamus jawa-indonesia 2.1
Belajar Mengaji
Download | Learn Arabic – Belajar Huruf Hijaiyah
Download | Menulis Arab
Belajar Mengetik
Download | Kiran’s Typing Tutor
Download | Rapid Typing
Belajar Mewarnai
Download | Sekolah Gambar divinekids
Download | Drawing For Children 2.2
Download | Kea Coloring Book


KUMPULAN SOFTWARE EDUKASI UNTUK ANAKDownload berbagai aplikasi dan game pembelajaran untuk anak gratis ini, untuk meningkatkan kreatifitas dan kecerdasan anak sejak dini. berbagai aplikasi dan game ini berasal dari berbagai sumber yang merupakan hasil surfing di internet semoga bermanfaat.


Pengenalan
Download | Mengenal huruf dan belajar Alphabet
Download | Mengenal Angka
Download | Mengenal Suara Binatang
Download | Mengenal Suara Alat Transportasi
Download | Mengenal Warna
Belajar Berhitung
Download | Sebran – belajar penambahan, pengurangan, perkalian, cari gambar, huruf dll
Download | Berhitung keren divinekids
Belajar Bhs Inggris
Download | MyABC – Aplikasi untuk pembelajaran huruf dan angka dalam bahasa Inggris
Belajar Tentang Jawa
Download | Software Interaktif Gamelan (Gamelan Mechanique)
Download | Game Wayang
Download | Kamus Tembung Jawa Ngoko-Krama Madya-Krama Inggil v.1
Download | Kamus jawa-indonesia 2.1
Belajar Mengaji
Download | Learn Arabic – Belajar Huruf Hijaiyah
Download | Menulis Arab
Belajar Mengetik
Download | Kiran’s Typing Tutor
Download | Rapid Typing
Belajar Mewarnai
Download | Sekolah Gambar divinekids
Download | Drawing For Children 2.2
Download | Kea Coloring Book

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Macam-macam metode pembelajaran kelebihan dan kekurangan serta cara menerapkannya

METODE PENGAJARAN

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memberikan beberapa Metode Pegajaran yang mungkin bisa Ibu/Bapak guru terapkan di sekolah.

Macam-macam Metoge Pengajaran

Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw (Metode Jigsaw)
Metode Brainstorming (Sumbang Saran)
Metode Ekspositori
Metode Bola Salju (Snow Balling)
Metode Mengajar Sesama Teman (Peer Teaching Methods)
Metode Ceramah (Preaching Methods)
Metode Simulasi (Simulation Methods)
Metode Karyawisata (Field Trip)
Metode Percobaan/Eksperimen (Experimental methods)
Metode Demonstrasi (Demonstration Methods)
Metode Diskusi (Discussion Methods)
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode Penemuan (Discovery Methods)
Metode Penyelidikan (Inquiry Methods)
Metode Latihan Keterampilan (Drill Methods)

untuk mengetahui cara penyampaian metode tersebut silahkan lihat dalam postingan yang ada pada blog ini. dan ahirnya semoga bermanfaat dan dengan mudah dapat melaksanakan aktifitas pembelajaran yang aktif dan menyenangkan melalui metode yang berfariasi.
mari tingkatkan mutu Pendidikan dan membangun tinggi nilai moral berbangsa dan bernegara melalui tunas bangsa (siswa-siswi)
METODE PENGAJARAN

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memberikan beberapa Metode Pegajaran yang mungkin bisa Ibu/Bapak guru terapkan di sekolah.

Macam-macam Metoge Pengajaran

Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw (Metode Jigsaw)
Metode Brainstorming (Sumbang Saran)
Metode Ekspositori
Metode Bola Salju (Snow Balling)
Metode Mengajar Sesama Teman (Peer Teaching Methods)
Metode Ceramah (Preaching Methods)
Metode Simulasi (Simulation Methods)
Metode Karyawisata (Field Trip)
Metode Percobaan/Eksperimen (Experimental methods)
Metode Demonstrasi (Demonstration Methods)
Metode Diskusi (Discussion Methods)
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode Penemuan (Discovery Methods)
Metode Penyelidikan (Inquiry Methods)
Metode Latihan Keterampilan (Drill Methods)

untuk mengetahui cara penyampaian metode tersebut silahkan lihat dalam postingan yang ada pada blog ini. dan ahirnya semoga bermanfaat dan dengan mudah dapat melaksanakan aktifitas pembelajaran yang aktif dan menyenangkan melalui metode yang berfariasi.
mari tingkatkan mutu Pendidikan dan membangun tinggi nilai moral berbangsa dan bernegara melalui tunas bangsa (siswa-siswi)
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Menerapkan METODE LATIHAN KETERAMPILAN (DRILL METHODS)

MENGENAL DAN MENERAPKAN METODE LATIHAN KETERAMPILAN (DRILL METHODS)

Metode yang terbilang sering digunakan guru terutama pada kelas khusus atau jika ada materi yang akan disampaikan melalui latihan berulang ini bertujuan agar siswa menguasai suatu keterampilan (kebiasaan dan pola) melalui latihan, oleh karena itu penggunaan metode ini menuntut perhatian yang serius dari guru terhadap aktivitas seluruh siswa. Keterampilanyang dimaksud bukan saja tentang fisik (motorik), tetapi menyangkut psikis (kecakapan mental).
Metode ini dapat digunakan guru saat melatih siswa menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan peralatan, melakukan operasi hitung perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, membaca tanda-tanda/simbol, dan sebagainya. Dengan melakukannya secara berulang siswa akan memiliki ketepatan dan kecepatan (semakin terampil).
Karakterisrik metode latihan keterampilan.
  • Memerlukan perencanaan yang matang.
  • Memerlukan keahlian dan keterampilan yang lebih dari guru.
  • Dapat memanggil narasumber ahli untuk membantu guru mengajarkan siswa membuat hasil karya..
  • Menentukan jenis latihan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan siswa.
  • Melatih keterampilan secara berulang hingga dikuasai oleh siswa.
  • Bertujuan membentuk kebiasaan dan pola pada siswa.
Kelebihan metode latihan keterampilan:
  1. Siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.
  2. Meningkatkan motivasi siswa.
  3. Menumbuhkan kecakapan motoris seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan peralatan.
  4. Mengembangkan kecakapan mental, seperti dalam operasi hitung, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
  5. Membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan (lebih terampil).
  6. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
Kelemahan metode latihan keterampilan
Dari beberapa kelebihan metode latihan keterampilan, terdapat beberapa kelemahan yang harus diantisipasi oleh guru, yaitu:
  1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa karena lebih banyak diarahkan hingga kadang-kadang jauh dari pengertian.
  2. Menyebabkan penyesuaian secara statis/pasif terhadap lingkungan.
  3. Pembelajaran bisa menjadi monoton dan mudah membosankan siswa.
  4. Dapat menimbulkan verbalisme (karena banyaknya hafalan).
  5. Memerlukan waktu yang relatif lama.
  6. Tidak sesuai untuk jumlah siswa yang banyak.

MENGENAL DAN MENERAPKAN METODE LATIHAN KETERAMPILAN (DRILL METHODS)

Metode yang terbilang sering digunakan guru terutama pada kelas khusus atau jika ada materi yang akan disampaikan melalui latihan berulang ini bertujuan agar siswa menguasai suatu keterampilan (kebiasaan dan pola) melalui latihan, oleh karena itu penggunaan metode ini menuntut perhatian yang serius dari guru terhadap aktivitas seluruh siswa. Keterampilanyang dimaksud bukan saja tentang fisik (motorik), tetapi menyangkut psikis (kecakapan mental).
Metode ini dapat digunakan guru saat melatih siswa menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan peralatan, melakukan operasi hitung perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, membaca tanda-tanda/simbol, dan sebagainya. Dengan melakukannya secara berulang siswa akan memiliki ketepatan dan kecepatan (semakin terampil).
Karakterisrik metode latihan keterampilan.
  • Memerlukan perencanaan yang matang.
  • Memerlukan keahlian dan keterampilan yang lebih dari guru.
  • Dapat memanggil narasumber ahli untuk membantu guru mengajarkan siswa membuat hasil karya..
  • Menentukan jenis latihan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan siswa.
  • Melatih keterampilan secara berulang hingga dikuasai oleh siswa.
  • Bertujuan membentuk kebiasaan dan pola pada siswa.
Kelebihan metode latihan keterampilan:
  1. Siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.
  2. Meningkatkan motivasi siswa.
  3. Menumbuhkan kecakapan motoris seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan peralatan.
  4. Mengembangkan kecakapan mental, seperti dalam operasi hitung, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
  5. Membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan (lebih terampil).
  6. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
Kelemahan metode latihan keterampilan
Dari beberapa kelebihan metode latihan keterampilan, terdapat beberapa kelemahan yang harus diantisipasi oleh guru, yaitu:
  1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa karena lebih banyak diarahkan hingga kadang-kadang jauh dari pengertian.
  2. Menyebabkan penyesuaian secara statis/pasif terhadap lingkungan.
  3. Pembelajaran bisa menjadi monoton dan mudah membosankan siswa.
  4. Dapat menimbulkan verbalisme (karena banyaknya hafalan).
  5. Memerlukan waktu yang relatif lama.
  6. Tidak sesuai untuk jumlah siswa yang banyak.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Menerapkan METODE PENYELIDIKAN (INQUIRY METHODS)

MENGENAL DAN MENERAPKAN METODE PENYELIDIKAN (INQUIRY METHODS)

Berikut ini adalah defenisi metode inquiry yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:
  1. Metode inquiry adalah metode yang menempatkan siswa sebagai subyek belajar yang aktif dan mampu mengarahkannya untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar (Mulyasa, 2003).
  2. Menurut Suryosubroto (2002) metode inquiry merupakan perluasan dari proses discovery yang digunakan secara lebih mendalam. Ini berarti inqury mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen dan melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, dan sebagainya.
  3. Menurut Roestiyah (2001) metode inquiry adalah teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar, dimana guru membimbing siswa yang ditugaskan untuk meneliti suatu masalah dengan petunjuk dan langkah kegiatan yang jelas. langkah kegiatan tersebut antara lain membagi siswa menjadi beberapa kelompok; masing-masing kelompok mendapat tugas; siswa mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya; mendiskusikan hasil kerja di dalam kelompok; menyusun laporan; hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno (menjadi diskusi kelas); merumuskan kesimpulan; dan melaksanakan tindak lanjut.
Langkah dan strategi metode inquiry menurut (Mulyasa, 2005):
a. Langkah-langkah dalam proses inquiry:
  1. Menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu.
  2. Mempradugakan suatu jawaban.
  3. Menarik kesimpulan.
  4. Membuat keputusan yang valid.
  5. Menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti.
  6. Menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru.
b. Strategi pelaksanaan inquiry:
  1. Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan.
  2. Memberikan tugas kepada siswa untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
  3. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan siswa.
  4. Resitasi (hafalan) untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya
  5. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Keunggulan metode inquiry:
  1. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.
  2. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.
  3. Memaksimalkan ingatan siswa pada situasi belajar yang baru.
  4. Mendorong siswa agar berfikir dan bekerja secara mandiri, jujur, obyektif, terbuka dalam merumuskan hipotesanya.
  5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
  6. Pembelajaran lebih menggairahkan karena siswa diberi kebebasan untuk belajar sendiri.
  7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
  8. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Kelemahan metode inquiry:
Selain keunggulan di atas terdapat kelemahan metode inquiry yang perlu diperhatikan guru yaitu:
  1. Selalu didominasi siswa yang lebih pintar.
  2. Tidak sesuai untuk kelas yang jumlah siswanya banyak.
  3. Memerlukan waktu yang relatif banyak (lama).
  4. Perlu persiapan yang benar-benar matang (siswa-guru).
  5. Memerlukan perhatian yang ekstra ketat dari guru.

MENGENAL DAN MENERAPKAN METODE PENYELIDIKAN (INQUIRY METHODS)

Berikut ini adalah defenisi metode inquiry yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:
  1. Metode inquiry adalah metode yang menempatkan siswa sebagai subyek belajar yang aktif dan mampu mengarahkannya untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar (Mulyasa, 2003).
  2. Menurut Suryosubroto (2002) metode inquiry merupakan perluasan dari proses discovery yang digunakan secara lebih mendalam. Ini berarti inqury mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen dan melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, dan sebagainya.
  3. Menurut Roestiyah (2001) metode inquiry adalah teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar, dimana guru membimbing siswa yang ditugaskan untuk meneliti suatu masalah dengan petunjuk dan langkah kegiatan yang jelas. langkah kegiatan tersebut antara lain membagi siswa menjadi beberapa kelompok; masing-masing kelompok mendapat tugas; siswa mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya; mendiskusikan hasil kerja di dalam kelompok; menyusun laporan; hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno (menjadi diskusi kelas); merumuskan kesimpulan; dan melaksanakan tindak lanjut.
Langkah dan strategi metode inquiry menurut (Mulyasa, 2005):
a. Langkah-langkah dalam proses inquiry:
  1. Menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu.
  2. Mempradugakan suatu jawaban.
  3. Menarik kesimpulan.
  4. Membuat keputusan yang valid.
  5. Menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti.
  6. Menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru.
b. Strategi pelaksanaan inquiry:
  1. Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan.
  2. Memberikan tugas kepada siswa untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
  3. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan siswa.
  4. Resitasi (hafalan) untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya
  5. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Keunggulan metode inquiry:
  1. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.
  2. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.
  3. Memaksimalkan ingatan siswa pada situasi belajar yang baru.
  4. Mendorong siswa agar berfikir dan bekerja secara mandiri, jujur, obyektif, terbuka dalam merumuskan hipotesanya.
  5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
  6. Pembelajaran lebih menggairahkan karena siswa diberi kebebasan untuk belajar sendiri.
  7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
  8. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Kelemahan metode inquiry:
Selain keunggulan di atas terdapat kelemahan metode inquiry yang perlu diperhatikan guru yaitu:
  1. Selalu didominasi siswa yang lebih pintar.
  2. Tidak sesuai untuk kelas yang jumlah siswanya banyak.
  3. Memerlukan waktu yang relatif banyak (lama).
  4. Perlu persiapan yang benar-benar matang (siswa-guru).
  5. Memerlukan perhatian yang ekstra ketat dari guru.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Menerapkan METODE PENEMUAN (DISCOVERY METHODS)

MENGENAL DAN MENERAPKANMETODE PENEMUAN (DISCOVERY METHODS)

Ada beberapa konsep tentang metode penemuan (discovery methods) yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
  1. Metode discovery adalah metode yang menganggap siswa sebagai subyek sekaligus obyek pembelajaran yang memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya (Rohani, 2004).
  2. Metode discovery merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung siswa dan lebih mengutamakan proses dari pada hasil belajar (Mulyasa, 2005) .
  3. Sund (dalam Suryosubroto, 2002) mengemukakan bahwa metode discovery adalah proses mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya, dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Metode discovery diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.
  4. Metode discovery adalah metode mengajar yang menggunakan teknik penemuan dan merupakan proses mental (misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya) dimana siswa menyesuaikan suatu konsep atau prinsip. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi (Roestiyah, 2001).
Tahap-tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery, yaitu:
A. Menurut Rohani (2004:39)
  1. Perumusan masalah untuk dipecahkan oleh siswa;
  2. Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis;
  3. Siswa mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis;
  4. Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi;
  5. Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
B. Menurut Mulyasa (2005:110)
  1. Adanya masalah yang akan dipecahkan;
  2. Masalah sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa;
  3. Mengemukakan dan menulis secara jelas konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh siswa melalui kegiatan tersebut ;
  4. Tersedianya alat dan bahan yang diperlukan;
  5. Susunan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan siswa berfikir bebas dalam kegiatan pembelajaran;
  6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan data;
  7. Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang diperlukan siswa.
Langkah-langkah pelaksanaan metode discovery:
A. Menurut Gilstrap (dalam Suryosubroto, 2002)
  1. Mengamati/menilai kebutuhan dan minat siswa untuk digunakan sebagai dasar dalam menentukan tujuan yang nyata;
  2. Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajari;
  3. Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa;
  4. Berkomunikasi dengan siswa untuk membantu menjelaskan peranan penemuan;
  5. Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah untuk dipecahkan;
  6. Mengecek pengertian siswa tentang masalah untuk merangsang minat belajarnya;
  7. Menyediakan berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran;
  8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan dan bekerja dengan data;
  9. Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri;
  10. Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri;
  11. Memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya;
  12. Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses;
  13. Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa;
  14. Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul;
  15. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana;
  16. Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar;
  17. Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan dan fakta;
  18. Memuji siswa yang giat dalam proses penemuan, misalnya siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri;
  19. Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan;
  20. Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.
B. Menurut Richard Scuhman (dalam Suryosubroto,2002:199)
  1. Identifikasi kebutuhan siswa;
  2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari;
  3. Seleksi bahan, dan problema serta tugas-tugas;
  4. Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa;
  5. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan;
  6. Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa;
  7. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan;
  8. Membantu siswa dengan informasi, data, jika diperlukan oleh siswa;
  9. Memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses;
  10. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa;
  11. Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan;
  12. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
Keunggulan dan kelemahan metode discovery menurut Suryosubroto (2002):
A. Keunggulan metode discovery
  1. Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaanketrampilan dan proses kognitif siswa;
  2. Pengetahuan diperoleh sifatnya sangat pribadi dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer;
  3. Membangkitkan gairah pada siswa;
  4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri;
  5. Siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus;
  6. Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan;
  7. Memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan;
  8. Membantu perkembangan siswa untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
B. Kelemahan metode discovery
  1. Penemuan akan dimonopoli oleh siswa yang lebih pandai dan menimbulkan perasaan frustasi pada siswa yang kurang pandai;
  2. Kurang sesuai untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
  3. Memerlukan waktu yang relatif banyak;
  4. Karena biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional, hasil pembelajarandengan metode ini selalu mengecewakan;
  5. Kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan karena yang lebih diutakan adalah pengertian;
  6. Fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, kemungkinan tidak ada;
  7. Tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif dan tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.

MENGENAL DAN MENERAPKANMETODE PENEMUAN (DISCOVERY METHODS)

Ada beberapa konsep tentang metode penemuan (discovery methods) yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
  1. Metode discovery adalah metode yang menganggap siswa sebagai subyek sekaligus obyek pembelajaran yang memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya (Rohani, 2004).
  2. Metode discovery merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung siswa dan lebih mengutamakan proses dari pada hasil belajar (Mulyasa, 2005) .
  3. Sund (dalam Suryosubroto, 2002) mengemukakan bahwa metode discovery adalah proses mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya, dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Metode discovery diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.
  4. Metode discovery adalah metode mengajar yang menggunakan teknik penemuan dan merupakan proses mental (misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya) dimana siswa menyesuaikan suatu konsep atau prinsip. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi (Roestiyah, 2001).
Tahap-tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery, yaitu:
A. Menurut Rohani (2004:39)
  1. Perumusan masalah untuk dipecahkan oleh siswa;
  2. Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis;
  3. Siswa mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis;
  4. Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi;
  5. Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
B. Menurut Mulyasa (2005:110)
  1. Adanya masalah yang akan dipecahkan;
  2. Masalah sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa;
  3. Mengemukakan dan menulis secara jelas konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh siswa melalui kegiatan tersebut ;
  4. Tersedianya alat dan bahan yang diperlukan;
  5. Susunan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan siswa berfikir bebas dalam kegiatan pembelajaran;
  6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan data;
  7. Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang diperlukan siswa.
Langkah-langkah pelaksanaan metode discovery:
A. Menurut Gilstrap (dalam Suryosubroto, 2002)
  1. Mengamati/menilai kebutuhan dan minat siswa untuk digunakan sebagai dasar dalam menentukan tujuan yang nyata;
  2. Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajari;
  3. Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa;
  4. Berkomunikasi dengan siswa untuk membantu menjelaskan peranan penemuan;
  5. Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah untuk dipecahkan;
  6. Mengecek pengertian siswa tentang masalah untuk merangsang minat belajarnya;
  7. Menyediakan berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran;
  8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan dan bekerja dengan data;
  9. Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri;
  10. Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri;
  11. Memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya;
  12. Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses;
  13. Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa;
  14. Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul;
  15. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana;
  16. Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar;
  17. Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan dan fakta;
  18. Memuji siswa yang giat dalam proses penemuan, misalnya siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri;
  19. Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan;
  20. Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.
B. Menurut Richard Scuhman (dalam Suryosubroto,2002:199)
  1. Identifikasi kebutuhan siswa;
  2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari;
  3. Seleksi bahan, dan problema serta tugas-tugas;
  4. Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa;
  5. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan;
  6. Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa;
  7. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan;
  8. Membantu siswa dengan informasi, data, jika diperlukan oleh siswa;
  9. Memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses;
  10. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa;
  11. Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan;
  12. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
Keunggulan dan kelemahan metode discovery menurut Suryosubroto (2002):
A. Keunggulan metode discovery
  1. Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaanketrampilan dan proses kognitif siswa;
  2. Pengetahuan diperoleh sifatnya sangat pribadi dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer;
  3. Membangkitkan gairah pada siswa;
  4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri;
  5. Siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus;
  6. Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan;
  7. Memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan;
  8. Membantu perkembangan siswa untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
B. Kelemahan metode discovery
  1. Penemuan akan dimonopoli oleh siswa yang lebih pandai dan menimbulkan perasaan frustasi pada siswa yang kurang pandai;
  2. Kurang sesuai untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
  3. Memerlukan waktu yang relatif banyak;
  4. Karena biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional, hasil pembelajarandengan metode ini selalu mengecewakan;
  5. Kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan karena yang lebih diutakan adalah pengertian;
  6. Fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, kemungkinan tidak ada;
  7. Tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif dan tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Menerapkan METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

MENGENAL DAN MENJALANKANMETODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

Metode pemecahan masalah sering juga digunakan dalam pembelajaran terpadu maupun kontekstual karena pembelajaran ini dikembangkan secara integritas antara kemampuan siswa dengan topik bahasan maupun
lingkungan. Topik masalah yang akan dibahas siswa harus sesuai dengan perkembangan zaman. Metode ini cenderung menggunakan pendekatan dimana aspek pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dikembangkan dan dibangun oleh siswa sendiri di bawah bimbingan guru. Pada dasarnya metode ini sama dengan metode inkuiri dan discovery.
Karakteristik metode pemecahan masalah
  • Sesuai digunakan untuk siswa SD kelas tinggi
  • Menggunakan pendekatan induktif (siswa belajar mulai dari hal yang khusus samai pada hal yang umum)
  • Memberikan tantangan kepada siswa untuk lebih aktif belajar
  • Merupakan metode ilmiah
Prosedur metode pemecahan masalah
  • Merumuskan dan membatasi masalah. Masalah yang akan dibahas siswa biasanya adalah masalah aktual dalam kehidupan sehari-hari yang sangat kompleks. Oleh karena itu siswa harus merumuskan masalah terlebih dahulu menjadi masalah yang jelas dan membatasi masalah tersebut.
  • Merumuskan dugaan dan pertanyaan. Guru membimbing siswa untuk membuat pertanyaan atau merumuskan dugaan atas jawaban dari permasalahan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.
  • Mengumpulkan data atau mengolah data. Data dapat diperoleh dari berbagai sumber misalnya buku, dokumen, atau informasi langsung dari nara sumber yang kemudian dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah diajukan.
  • Membuktikan atau menjawab pertanyaan. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis atau diklarifikasi untuk menjawab pertanyaan.
  • Merumuskan kesimpulan. Hasil pembuktian dapat dirumuskan menjadi pilihan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan berupa alternatif tindakan dan usaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran pemecahan masalah yaitu:
1. Kemampuan guru
  • Mampu membimbing siswa saat ber-problem solving
  • Menguasai konsep yang dijadikan permasalahan
  • Mampu mengelola kelas
  • Mampu memberi penilaian secara proses
2. Kondisi dan kemampuan Siswa
  • Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik
  • Mampu melaksanakan pemecahan masalah
  • Memiliki minat, perhatian, dan motivasi belajar melalui pemecahan masalah
  • Memiliki sikap tekun, teliti, dan kerja keras
Kelebihan metode problem solving
  • Lebih mengaktifkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
  • Mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah
  • Mengembangkan kemampuan berfikir kritis
  • Membahas masalah aktual yang berkembang di masyarakat
  • Meningkatkan rasa tanggung jawab
Kelemahan metode problem solving
  • Memakan waktu yang relatif lama
  • Bahan pelajaran tidak logis/sistematis
  • Tidak semua siswa menyukai metode ini
  • Banyak memerlukan bimbingan guru

MENGENAL DAN MENJALANKANMETODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

Metode pemecahan masalah sering juga digunakan dalam pembelajaran terpadu maupun kontekstual karena pembelajaran ini dikembangkan secara integritas antara kemampuan siswa dengan topik bahasan maupun
lingkungan. Topik masalah yang akan dibahas siswa harus sesuai dengan perkembangan zaman. Metode ini cenderung menggunakan pendekatan dimana aspek pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dikembangkan dan dibangun oleh siswa sendiri di bawah bimbingan guru. Pada dasarnya metode ini sama dengan metode inkuiri dan discovery.
Karakteristik metode pemecahan masalah
  • Sesuai digunakan untuk siswa SD kelas tinggi
  • Menggunakan pendekatan induktif (siswa belajar mulai dari hal yang khusus samai pada hal yang umum)
  • Memberikan tantangan kepada siswa untuk lebih aktif belajar
  • Merupakan metode ilmiah
Prosedur metode pemecahan masalah
  • Merumuskan dan membatasi masalah. Masalah yang akan dibahas siswa biasanya adalah masalah aktual dalam kehidupan sehari-hari yang sangat kompleks. Oleh karena itu siswa harus merumuskan masalah terlebih dahulu menjadi masalah yang jelas dan membatasi masalah tersebut.
  • Merumuskan dugaan dan pertanyaan. Guru membimbing siswa untuk membuat pertanyaan atau merumuskan dugaan atas jawaban dari permasalahan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.
  • Mengumpulkan data atau mengolah data. Data dapat diperoleh dari berbagai sumber misalnya buku, dokumen, atau informasi langsung dari nara sumber yang kemudian dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah diajukan.
  • Membuktikan atau menjawab pertanyaan. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis atau diklarifikasi untuk menjawab pertanyaan.
  • Merumuskan kesimpulan. Hasil pembuktian dapat dirumuskan menjadi pilihan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan berupa alternatif tindakan dan usaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran pemecahan masalah yaitu:
1. Kemampuan guru
  • Mampu membimbing siswa saat ber-problem solving
  • Menguasai konsep yang dijadikan permasalahan
  • Mampu mengelola kelas
  • Mampu memberi penilaian secara proses
2. Kondisi dan kemampuan Siswa
  • Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik
  • Mampu melaksanakan pemecahan masalah
  • Memiliki minat, perhatian, dan motivasi belajar melalui pemecahan masalah
  • Memiliki sikap tekun, teliti, dan kerja keras
Kelebihan metode problem solving
  • Lebih mengaktifkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
  • Mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah
  • Mengembangkan kemampuan berfikir kritis
  • Membahas masalah aktual yang berkembang di masyarakat
  • Meningkatkan rasa tanggung jawab
Kelemahan metode problem solving
  • Memakan waktu yang relatif lama
  • Bahan pelajaran tidak logis/sistematis
  • Tidak semua siswa menyukai metode ini
  • Banyak memerlukan bimbingan guru
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Menjalankan METODE DISKUSI (DISCUSSION METHODS)

MENGENAL DAN MENERAPKANMETODE DISKUSI (DISCUSSION METHODS)

Kegiatan diskusi dapat dilakukan dalam kelompok kecil (3-7 siswa), kelompok sedang (8-12 siswa), dan kelompok besar (13-40 siswa) ataupun diskusi kelas.
Karakteristik Metode Diskusi:
  • Bahan pelajaran dikemukakan dengan topik permasalahan yang akan merangsang siswa menyelesakan permasalahan tersebut
  • Membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa orang siswa untuk menyelesaikan permasalahan
  • Kelancaran diskusi ditentukan oleh moderator
  • Semua siswa sebagai anggota kelompok dalam diskusi mengarah pada pendapat/kesimpulan bersama
  • Guru sebagai pembimbing, fasilisator, dan motivator.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dan siswa untuk mengoptimalkan metode diskusi 
1. Kemampuan yang harus dimiliki guru:
  • Mampu merumuskan permasalahan yang akan diselesaikan oleh siswa
  • Mampu membimbing siswa untuk merumuskan/mengidentifikasi permasalahan serta menarik kesimpulan
  • Mampu membagi siswa ke dalam kelompok sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa
  • Mampu mengelola pembelajaran dengan baik.
2. Kemampuan yang harus dimiliki siswa:
  • Memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam berdiskusi kelompok
  • Mampu mengikuti dan melaksanakan diskusi dengan baik
  • Mampu menerapkan belajar bersama teman sekelompok
  • Mampu memunculkan ide dan pendapat masing-masing
  • Mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain.
Prosedur Metode diskusi
Tahap persiapan
-Memberitahukan tujuan/kompetensi yang akan dicapai setelah proses diskusi berakhir
-Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan
-Menjelaskan tahapan kegiatan yang akan dilalui siswa.
Kegiatan inti
-Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran
-Mengidentifikasi masalah/sub masalah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan
-Analisis masalah berdasarkan sub masalah
-Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok
-Presentasi hasil diskusi kelompok melalui diskusi kelas.
Kegiatan Penutup
-Melaksanakan penguatan pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari keseluruhan pendapat siswa
-Menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah/submasalah
Keunggulan Metode Diskusi
  • Saling bertukar pikiran antar siswa sehingga memperluas wawasannya
  • Merangsang kreativitas siswa untuk memunculkan ide/pendapat dalam memecahkan suatu masalah
  • Menumbuhkan rasa tanggung jawab
  • Menigkatkan kemampuan berkomunikasi
  • Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
  • Memberikan kesempatan belajar menjadi lebih aktif
Kelemahan Metode Diskusi
  • Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak
  • Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan maka diskusi menjadi tidak efektif
  • Pada umumnya diskusi akan dikuasai oleh siswa yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri
  • Tidak semua topik dapat dijadikan bahan diskusi, hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan
  • Tidak semua guru memahami cara siswa melakukan diskusi

MENGENAL DAN MENERAPKANMETODE DISKUSI (DISCUSSION METHODS)

Kegiatan diskusi dapat dilakukan dalam kelompok kecil (3-7 siswa), kelompok sedang (8-12 siswa), dan kelompok besar (13-40 siswa) ataupun diskusi kelas.
Karakteristik Metode Diskusi:
  • Bahan pelajaran dikemukakan dengan topik permasalahan yang akan merangsang siswa menyelesakan permasalahan tersebut
  • Membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa orang siswa untuk menyelesaikan permasalahan
  • Kelancaran diskusi ditentukan oleh moderator
  • Semua siswa sebagai anggota kelompok dalam diskusi mengarah pada pendapat/kesimpulan bersama
  • Guru sebagai pembimbing, fasilisator, dan motivator.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dan siswa untuk mengoptimalkan metode diskusi 
1. Kemampuan yang harus dimiliki guru:
  • Mampu merumuskan permasalahan yang akan diselesaikan oleh siswa
  • Mampu membimbing siswa untuk merumuskan/mengidentifikasi permasalahan serta menarik kesimpulan
  • Mampu membagi siswa ke dalam kelompok sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa
  • Mampu mengelola pembelajaran dengan baik.
2. Kemampuan yang harus dimiliki siswa:
  • Memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam berdiskusi kelompok
  • Mampu mengikuti dan melaksanakan diskusi dengan baik
  • Mampu menerapkan belajar bersama teman sekelompok
  • Mampu memunculkan ide dan pendapat masing-masing
  • Mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain.
Prosedur Metode diskusi
Tahap persiapan
-Memberitahukan tujuan/kompetensi yang akan dicapai setelah proses diskusi berakhir
-Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan
-Menjelaskan tahapan kegiatan yang akan dilalui siswa.
Kegiatan inti
-Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran
-Mengidentifikasi masalah/sub masalah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan
-Analisis masalah berdasarkan sub masalah
-Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok
-Presentasi hasil diskusi kelompok melalui diskusi kelas.
Kegiatan Penutup
-Melaksanakan penguatan pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari keseluruhan pendapat siswa
-Menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah/submasalah
Keunggulan Metode Diskusi
  • Saling bertukar pikiran antar siswa sehingga memperluas wawasannya
  • Merangsang kreativitas siswa untuk memunculkan ide/pendapat dalam memecahkan suatu masalah
  • Menumbuhkan rasa tanggung jawab
  • Menigkatkan kemampuan berkomunikasi
  • Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
  • Memberikan kesempatan belajar menjadi lebih aktif
Kelemahan Metode Diskusi
  • Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak
  • Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan maka diskusi menjadi tidak efektif
  • Pada umumnya diskusi akan dikuasai oleh siswa yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri
  • Tidak semua topik dapat dijadikan bahan diskusi, hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan
  • Tidak semua guru memahami cara siswa melakukan diskusi
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
 
Kerangka Template by creating website » Template modify by panjz online